Pages

Rabu, 03 Desember 2014

KETIKA KONFERENSI CABANG HARUS GAGAL KARENA KEPENTINGAN.



Rusaknya Perisai Lamongan Akibat Korosi Tendensi
 (Politik Balas Budi, Egosentris Pribadi, Sesuap Nasi)

Rabu, 03 Desember 2014 catatan Buku Sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam indonesia Memiliki cerita buruk, untuk pertama kalinya Konferensi Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Lamongan gagal dalam pelaksanaanya, bahkan gagalnya KONFERCAB ini meninggalkan citra buruk bagi banyak kader yang mengikuti konfercab, meskipun dalam sejarahnya KONFERCAB selalu terjadi gesekan gesekan kuat dalam prosesnya, akan tetapi  secara keseluruhan acara KONFERCAB selalu sukses terlaksana dan selesai sesuai jadwal yang sudah di siapkan, tidak halnya dengan KONFERCAB PC.PMII LAMONGAN 2014, yang di jadwalkan pada 30 september dan berakhir pada 03 desember 2014 oleh panitia justru “korat-karet” dan tidak selesai hingga jadwal yang sudah di tetapkan panitia,  selesai dalam arti bahwa KONFERCAB Mengevaluasi  kerja kepengurusan  Cabang  tahun ini dan memunculkan rekomendasi-rekomendasi untuk tahun depan  serta memilih pemimpin baru untuk kepengurusan selanjutnya, jangankan menyelesaikan 3 hal pokok dalam KONFERCAB tersebut, forum sidang pun tidak pernah terjadi.!! Seperti kita tahu dapat disebut sebagai forum sidang jika di dalam forum terdapat presidium sidang, peserta sidang dan tentunya draf yang kita bahas.  Akan tetapi dalam KONFERCAB tahun ini berbeda,  di dalam forum ada perserta sidang namun peserta sidang di biarkan berargument bebas tanpa adanya presidium yang  sah  memimpin forum tersebut sehingga yang nampak justru seperti para ibu-ibu rumah tangga yang sedang adu bacot dengan tetangganya. Debat kusir tanpa akhir....!!!

            Lalu, sebenarnya apa yang membuat semua itu terjadi..??? yap, jawabanya ketidaksiapan panitia dan pengurus cabang dalam melaksanakan konfercab yang secara analisa sudah di tumpangi oleh TEDENSI-TENDENSI KEPENTINGAN,  tendensi yang sudah lama ada dalam tubuh perisai yang akhirnya berkorosi di dalamnya hingga hari ini menghadirkan kehancuran Perisai Lamongan dalam perjalanan panjang sejarah Perisai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Lamongan. Tendensi inilah yang membuat Ketua Cabang tahun ini tidak bisa berbuat banyak saat di hadapkan dengan protes  keras oleh para perserta KONFERCAB yang di wakili dari tiap-tiap Rayon dan Komisariat se-Lamongan, seabanya adalah  ada lima Rayon dadakan yang disahkan dengan Surat Keputusan Ketua Cabang dengan Status Rayon Definitif. Sedangkan lima Rayon baru ini baru di tetapkan pada bulan terdekat memasuki moment KONFERCAB yaitu pada bulan septerber tahun ini, padahal sesuai aturan AD/ART, dikatakan sebagai Rayon definitif  apabila Rayon yang di maksud sudah melakukan proses pengkaderan didalam rayonnya minimal satu tahun dengan sudah membuat MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)sendiri, jika syarat itu sudah dilaksanakan maka pengurus rayon yang di maksud berhak mendapatkan Surat Keputusan sebagai rayon defitif dan bukan menjadi rayon persiapan lagi. Inilah biang dari kegagalan KONFERCAB tahun ini, meski mendapat banyak protes dari banyak peserta, ketua cabanga dan ketua SC KONFERCAB “kekeh” ingin tetap meloloskan lima rayon yang seharusnya  masih berstatus rayon persiapan itu yang seharusnya belum bisa mendapatkan surat keputusan rayon definitif  tersebut sebagai peserta KONFERCAB.
            Yang paling miris adalah bukan hanya keberpihakan pada salah satu kelompok, akan tetapi ketua cabang  yang seharusnya paling bertangggung jawab atas suksesi pelaksanaan KONFERCAB tahun ini justru membiarkan para peserta yang di undangnya  “keleleran” tanpa ada tempat  istirahat yang layak, tidak tepatnya jadwal yang disusun, bukan terlambat  1-10 menit, akan tetapi ber jam-jam dan banyak peserta yang mengeluhkan ketidaksiapan Panitia dan Ketua Cabang dalam melaksanakan  KONFERCAB dengan merusak fasilitas KONFERCAB seperti membakar Benner KONFERCAB  sebagai bentuk kegagalan KONFERCAB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Lamongan tahun 2014 ini. “ mereka dirampas haknya, terlantar dan lapar” ujar salah satu peserta KONFERCAB.
            Entah ini tentang tendensi balas budi, sesuap nasi dan atau egosentris pribadi, yang jelas tedensi ini telah banyak merugikan PMII secara institusi, hanya karena kepentingan pribadi hingga merugikan institusi PMII baik secara Eksistensi maupun Kaderisasi di lamongan. Sebab dengan adanya sejarah kelam berupa KONFERCAB gagal ini perjalanan sejarah Pergerkan Mahasiswa Islam Lamongan berada pada titik  terendah,  dalam setahun kegiatan formalitas sangat jarang ada bahkan nyaris tidak ada, sedangkan proses KADERISASI  pengawalan pada Komisariat-Kosariat tidak berjalan baik, sebagai contoh nyata adalah tidak adanya Ketua Cabang saat di undang dalam acara-acara penting macam Pelantikan Pengurus Komisariat  dan Pengurus Rayon UNISDA 2014. 
            Semoga saja hari ini menjadi titik balik untuk pengurusan tahun depan (belum ditentukan siapa, karena KONFERCAB akan di ambil oleh PKC JATIM) untuk membawa kembali Eksistensi dan Kejayaan PMII yang pernah di capai dahulu. Amiiin....

0 komentar:

Posting Komentar