Pages

Sabtu, 28 November 2015

13 Tokoh Berdirinya PMII

Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU. Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU. Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahsiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
  1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)
  2. M. Said Budairy (Jakarta)
  3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
  4. Makmun Syukri (Bandung)
  5. Hilman (Bandung)
  6. Ismail Makki (Yogyakarta)
  7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
  8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
  9. Laily Mansyur (Surakarta)
  10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
  11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
  12. M. Kholid Narbuko (Malang)
  13. Ahmad Hussein (Makassar)
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid. Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M.Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah. Independensi PMII Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII. Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain. Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya tidak bisa dipisahkan.

Rabu, 15 April 2015

jelang Muktamar NU 2015

Jakarta, NU Online
Sidang Komisi Organisasi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2014, Sabtu (1/11) malam, akhirnya memberikan tenggang waktu sampai pelaksanaan Muktamar NU 2015 kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk kembali ke pangkuan NU.

“Disepakati bahwa PBNU memberikan tenggang waktu kepada PMII sampai menjelang Muktamar NU 2015 nanti. Jika belum ada kehendak kembali ke NU maka akan dibahas kemungkinan untuk membentuk organisasi kemahasiswaan NU yang baru,” kata Ketua PBNU Imam Aziz yang memimpin sidang komisi orgainsasi di ruang pertemuan lantai 5 kantor PBNU, Jakarta.

Menurutnya, NU merasa perlu untuk mengkonsolidasikan kader NU yang ada di berbagai perguruan tinggi. Apalagi saat ini perguruan-perguruan tinggi baru di bawah naungan NU juga semakin banyak. Sementara saat ini posisi PMII sebagai organisai mahasiswa NU dianggap tidak jelas.

“Sekarang ini ada keterputusan jenjang kaderisasi. Masa IPNU sebagai organisasi pelajar ada di perguruan tinggi! Biar IPNU fokus ke pelajar dan tidak ada perdebatan soal batas usia,” katanya.

Munas-Konbes NU belum sampai membahas nama untuk organisasi kemahasiswaan yang baru. Sempat muncul nama IMANU atau ikatan mahasiswa NU. Selain itu juga telah ada organisasi mahasiswa lain yang menamakan diri sebagai bagian dari NU, seperti keluarga mahasiswa NU atau KMNU. “Kita perlu wadah yang jelas,” pungka Imam Aziz.

Seperti diketahui, PMII didirikan pada 1960 yang merupakan kelanjutan jenjang kaderisasi NU dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada 1972 dalam suasana tekanan politik Orde Baru PMII menyatakan independen dari NU. Lalu pada 1991 PMII mengumumkan “interdependensi” yang berarti “mempunyai persamaan-persamaan dalam persepsi keagamaan dan perjuangannya, visi sosial dan kemasyarakatan,dan mempunyai ikatan historis dengan NU”, namun tetap tidak mau menjadi organisasi kemahasiswaan atau badan otonom NU. (A. Khoirul Anam)

Kamis, 04 Desember 2014

Belajar Kepemimpinan dari Monkey D. Luffy

Memutuskan menjadi seorang pemimpin memang bukan hal yang sulit. Tapi menjalankan amanat dan memanajemen organisasi dalam konteks kepemimpinan bukan hal semudah membalikkan telapak tangan.
Karakter dan prinsip seseorang akan diuji dalam menerima jabatan ini. Baik sebagai ketua lembaga, organisasi atau bahkan hanya sebagai koordinator kelompok kecil sekalipun. Karna tidak sembarang orang berhasil keluar dan lolos dengan selamat, dari cengkraman posisi ini.
Monkey D. Luffy, adalah sosok pemimpin sejati yang unik. Kapten Bajak laut yang menjadi tokoh utama dalam komik One Piece karya Eiichiro Oda ini, memiliki magnet kepemimpinan yang sangat luar biasa. Metode persahabatan yang dia gunakan saat menjadi seorang pemimpin, sama sekali tidak melunturkan citranya sebagai seorang kapten bajak laut.
Sekilas, si Topi Jerami ini tak terlihat seperti seorang pemimpin. Tapi jangan salah, sosoknya yang cenderung terlihat seperti anak bodoh ini sangat disegani dan dipatuhi oleh para anggotanya. Bahkan tak satupun anggota bajak laut yang dia pimpin, berniat melanggar apapun intruksinya. Lalu apa kunci dari metode kepemimpinan yang diterapkan Luffy?
Memandang Anggota sebagai Teman
Sebagai kapten, Luffy tidak pernah memposisikan anggota bajak laut yang dipimpinnya sebagai bawahan. Dia selalu memposisikan anggotanya sebagai teman yang memiliki posisi, tanggungjawab serta keahlian yang berbeda-beda. Namun semuanya tergabung dalam satu kesatuan sebagai tim.
Meski demikian, Luffy memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi sebagai kapten dalam tim. Dia menjadi sosok yang selalu mencoba melindungi setiap anggotanya. Hanya satu alasan yang selalu dia lontarkan saat melindungi anggotanya, “karna dia adalah temanku”.
Rasa saling memiliki serta loyalitasnya yang tinggi kepada setiap anggotanya inilah, yang menumbuhkan rasa cinta serta kekompakkan tim. Setiap anggota terdorong untuk melakukan hal yang sama satu sama lainnya.
Tanggungjawab yang Tinggi
Meski terlihat menyebalkan dan bodoh, Luffy selalu ambil bagian pertempuran yang paling berat dan berbahaya. Tidak sepeti pemimpin pada umumnya yang cenderung hobi memberikan intruksi kepada anggota, dia selalu ambil bagian dalam menyelesaikan pertempuran atau dalam setiap masalah apapun.
Hal inipun mengajarkan kepada setiap anggotanya untuk sensitif terhadap segala situasi. Efeknya, jika tim tersebut dihadapkan oleh sebuah masalah, masing-masing anggota dengan sendirinya, akan mengambil bagian dan saling membantu tanpa harus diperintah.
Bijaksana
Secara kasat mata, Luffy sama sekali bukan sosok yang mencerminkan sikap bijaksana. Meskipun kerap plin plan, namun Luffy selalu mengambil keputusan tegas dalam situasi yang terdesak. Keputusan yang diambil memang kerap gila dan membuat anggotanya kesal bahkan marah, karna terpaksa harus mengikuti keputusannya sebagai kapten. Meski demikian, insting Luffy tak jarang meleset meskipun awalnya dianggap sebagai keputusan yang gila dan mustahil.
Luffy adalah sosok yang menghargai pendapat dan keinginan setiap anggotanya. Dalam berbagai kondisi, dia selalu memberikan kesempatan kepada setiap anggotanya untuk berpendapat dan menyelesaikan suatu hal. Inipun dia lakukan berdasarkan pemahamannya terhadap kemampuan serta keahlian dari masing-masing anggotanya.
Perlakuan yang dia terapkan pada setiap anggota tersebut pun, mampu menularkan sifat keterbukaan dan saling percaya dalam tim. Luffy juga merupakan sosok yang membebaskan setiap anggotanya untuk mengejar mimpinya masing-masing.
Berkarakter, Memiliki Prinsip dan Tulus
Karakter Luffy yang bandel serta prinsipnya yang tidak pernah takut apapun bahkan kematian, memancarkan aura kepemimpinan yang sangat sempurna. Ketulusannya dalam melindungi serta memimpin teman-temannya berlayar, menjadi magnet tersendiri bagi setiap anggotanya. Meskipun kerap bersikap seperti kekanak-kanakan yang menyebalkan, namun Luffy adalah sosok pemimpin yang tegas dan bijak.
Oleh Novriana Dewi
Penulis adalah tim manajemen pmii.or.id

Rabu, 03 Desember 2014

KETIKA KONFERENSI CABANG HARUS GAGAL KARENA KEPENTINGAN.



Rusaknya Perisai Lamongan Akibat Korosi Tendensi
 (Politik Balas Budi, Egosentris Pribadi, Sesuap Nasi)

Rabu, 03 Desember 2014 catatan Buku Sejarah Pergerakan Mahasiswa Islam indonesia Memiliki cerita buruk, untuk pertama kalinya Konferensi Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Lamongan gagal dalam pelaksanaanya, bahkan gagalnya KONFERCAB ini meninggalkan citra buruk bagi banyak kader yang mengikuti konfercab, meskipun dalam sejarahnya KONFERCAB selalu terjadi gesekan gesekan kuat dalam prosesnya, akan tetapi  secara keseluruhan acara KONFERCAB selalu sukses terlaksana dan selesai sesuai jadwal yang sudah di siapkan, tidak halnya dengan KONFERCAB PC.PMII LAMONGAN 2014, yang di jadwalkan pada 30 september dan berakhir pada 03 desember 2014 oleh panitia justru “korat-karet” dan tidak selesai hingga jadwal yang sudah di tetapkan panitia,  selesai dalam arti bahwa KONFERCAB Mengevaluasi  kerja kepengurusan  Cabang  tahun ini dan memunculkan rekomendasi-rekomendasi untuk tahun depan  serta memilih pemimpin baru untuk kepengurusan selanjutnya, jangankan menyelesaikan 3 hal pokok dalam KONFERCAB tersebut, forum sidang pun tidak pernah terjadi.!! Seperti kita tahu dapat disebut sebagai forum sidang jika di dalam forum terdapat presidium sidang, peserta sidang dan tentunya draf yang kita bahas.  Akan tetapi dalam KONFERCAB tahun ini berbeda,  di dalam forum ada perserta sidang namun peserta sidang di biarkan berargument bebas tanpa adanya presidium yang  sah  memimpin forum tersebut sehingga yang nampak justru seperti para ibu-ibu rumah tangga yang sedang adu bacot dengan tetangganya. Debat kusir tanpa akhir....!!!

            Lalu, sebenarnya apa yang membuat semua itu terjadi..??? yap, jawabanya ketidaksiapan panitia dan pengurus cabang dalam melaksanakan konfercab yang secara analisa sudah di tumpangi oleh TEDENSI-TENDENSI KEPENTINGAN,  tendensi yang sudah lama ada dalam tubuh perisai yang akhirnya berkorosi di dalamnya hingga hari ini menghadirkan kehancuran Perisai Lamongan dalam perjalanan panjang sejarah Perisai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Lamongan. Tendensi inilah yang membuat Ketua Cabang tahun ini tidak bisa berbuat banyak saat di hadapkan dengan protes  keras oleh para perserta KONFERCAB yang di wakili dari tiap-tiap Rayon dan Komisariat se-Lamongan, seabanya adalah  ada lima Rayon dadakan yang disahkan dengan Surat Keputusan Ketua Cabang dengan Status Rayon Definitif. Sedangkan lima Rayon baru ini baru di tetapkan pada bulan terdekat memasuki moment KONFERCAB yaitu pada bulan septerber tahun ini, padahal sesuai aturan AD/ART, dikatakan sebagai Rayon definitif  apabila Rayon yang di maksud sudah melakukan proses pengkaderan didalam rayonnya minimal satu tahun dengan sudah membuat MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)sendiri, jika syarat itu sudah dilaksanakan maka pengurus rayon yang di maksud berhak mendapatkan Surat Keputusan sebagai rayon defitif dan bukan menjadi rayon persiapan lagi. Inilah biang dari kegagalan KONFERCAB tahun ini, meski mendapat banyak protes dari banyak peserta, ketua cabanga dan ketua SC KONFERCAB “kekeh” ingin tetap meloloskan lima rayon yang seharusnya  masih berstatus rayon persiapan itu yang seharusnya belum bisa mendapatkan surat keputusan rayon definitif  tersebut sebagai peserta KONFERCAB.
            Yang paling miris adalah bukan hanya keberpihakan pada salah satu kelompok, akan tetapi ketua cabang  yang seharusnya paling bertangggung jawab atas suksesi pelaksanaan KONFERCAB tahun ini justru membiarkan para peserta yang di undangnya  “keleleran” tanpa ada tempat  istirahat yang layak, tidak tepatnya jadwal yang disusun, bukan terlambat  1-10 menit, akan tetapi ber jam-jam dan banyak peserta yang mengeluhkan ketidaksiapan Panitia dan Ketua Cabang dalam melaksanakan  KONFERCAB dengan merusak fasilitas KONFERCAB seperti membakar Benner KONFERCAB  sebagai bentuk kegagalan KONFERCAB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Lamongan tahun 2014 ini. “ mereka dirampas haknya, terlantar dan lapar” ujar salah satu peserta KONFERCAB.
            Entah ini tentang tendensi balas budi, sesuap nasi dan atau egosentris pribadi, yang jelas tedensi ini telah banyak merugikan PMII secara institusi, hanya karena kepentingan pribadi hingga merugikan institusi PMII baik secara Eksistensi maupun Kaderisasi di lamongan. Sebab dengan adanya sejarah kelam berupa KONFERCAB gagal ini perjalanan sejarah Pergerkan Mahasiswa Islam Lamongan berada pada titik  terendah,  dalam setahun kegiatan formalitas sangat jarang ada bahkan nyaris tidak ada, sedangkan proses KADERISASI  pengawalan pada Komisariat-Kosariat tidak berjalan baik, sebagai contoh nyata adalah tidak adanya Ketua Cabang saat di undang dalam acara-acara penting macam Pelantikan Pengurus Komisariat  dan Pengurus Rayon UNISDA 2014. 
            Semoga saja hari ini menjadi titik balik untuk pengurusan tahun depan (belum ditentukan siapa, karena KONFERCAB akan di ambil oleh PKC JATIM) untuk membawa kembali Eksistensi dan Kejayaan PMII yang pernah di capai dahulu. Amiiin....

Kamis, 27 November 2014

Demo BBM, Mahasiswa Gabungan Paksa Bupati dan Ketua DPRD (Cipayung lamongan)

Demo BBM, Mahasiswa Gabungan Paksa Bupati dan Ketua DPRD
Senin, 24 November 2014 17:59 WIB
Demo BBM, Mahasiswa Gabungan Paksa Bupati dan Ketua DPRD
surya/hanif manshuri
Tampak Ketua DPRD Lamongan, Kaharudin membubuhkan tandatangannya di atas spanduk yang diusung gabungan mahasiswa, IMM, PMII dan HMI sebagai bukti dukungannya terhadap penolakan kenaikkan harga BBM, Senin (24/11/2014).
SURYA Online, LAMONGAN - Ratusan mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bergerak bersama melakukan aksi demo menola penaikkan harga BBM, Senin (24/11/2014).
Para mahasiswa underbow Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama ini mengalami aksinya dari bundaran Adipura jalan Lamongrejo - Jaksa Agung Suprapto seperti umumnya aksi berorasi dengan berbagai tuntutannya."Kami tetap menolak kenaikkan harga BBM. Pemerintahan Joko Widodo ternyata menyengsarakan rakyat,"tegas Wahyu Widodo saat berorasi, Senin (24/11).
Ketika tiba di Kantor Pemkab, gabungan para mahasiswa ini mendaulat pemimpin tertinggi Lamongan agar mau menemui dan membubuhkan tandatangannya sebagai bukti dukungannya terhadap mahasiswa soal penolakan kenaikkan harga BBM.
Sayang, orang nomor 1 di Lamongan itu, Fadeli tidak menemui pendemo. Dan diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Faiz Junaidi.
"Kabupaten Lamongan ini mayoritas penduduknya adalah petani, nelayan dengan kemampuan ekonomi pas - pasan,"tegas Wahyu.
Mereka saat ini telah dihadapkan pada problema kenaikkan harga bahan pokok sebagai akibat kenaikkan harga BBM. Pemerintah daerah, atau bupati harus ikut bertanggungjawab sekaligus harus berani menolak kenaikkan harga BBM.
Mahasiswa akhirnya memaksa Asisten Ekonomi dan Pembangunan untuk membubuhkan tandatangannya di atas sepanduk sebagai bukti kalau bupati dan pemerintah Lamongan juga tidak mendukung program pemerintah yang menaikkan harga BBM.
Puas dengan langkah Faiz yang memberanikan diri membubuhkan tandatangannya sebagai bukti dukungannya terhadap mahasisa yang menolak kenaikkan harga BBM, sekitar 200 mahasiswa ini berlanjut untuk bergeser ke Gedung DPRD di Jalan Basuki Rahmad.
Di depan pintu gerbang DPRD, massa ditemui langsung Ketua DPRD, Kaharudian dan sejumlah Ketua Fraksi PKB, Sukandar, dan Debby Kurniawan dan sejumlah anggota DPRD. Namun hanya Kaharudin, sang Ketua DPRD yang membubuhkan tandatangannya mendukung penolakan kenaikkan harga BBM. Di bahu Jalan Basuki Rahmad, tepat di depan pintu gerbang DPRD, Kaharudin membubuhkan tandatangannya di atas sepanduk.
“Apa yang menjadi aspirasi masyarakat akan kita perjuangkan. Sikap DPRD Lamongan menolak kenaikkan harga BBM. Sama dengan anda (mahasiswa, red), dan ini sama dengan harapan kita,”tegas Kaharudin .
Tak hanya itu, Kaharudin juga ditodong untuk menandatangani pernyataan sikap penolakan kenaikkan harga BBM di atas kertas yang telah diformat para pendemo. Melihat hanya Ketua DPRD yang tandatangan, sementara ada sejumlah Ketua Fraksi yang membuntuti Kaharudin, massa meminta perwakilan PKB, PDIP untuk turut serta tandatangan.
Namun permintaan para mahasiswa itu tidak direspon oleh PKB maupun PDIP.
“Ketua DPRD sudah cukup mewakili anggota DPRD semuanya,”elak Ketua Fraksi PKB, Sukandar dimana partainya masuk dalam koalisi Jokowi.
Beberapakali mahasiswa berteriak agar PKB dan PDIP yang ada di DPRD Lamongan ikut tandatangan tidak digubris. ‘Ayo perwakilan PKB dan PDIP ikut tandatangan sebagai bukti pembelaan anda terhadap rakyat kecil menolak kenaikkan harga BBM,”tegas pendemo. Namun, sebaliknya teriakan itu ditanggapi dinggin wakil rakyat dan anggota DPRD dari PKB, PDIP ini balik kanan masuk gedung dewan.
Massa akhirnya kembali membubarkan diri. Ketika tiba di perempatan jalan timur gdeung DPRD, pendemo kembali menggelar orasi tepat di tengah perempatan jalan hingga beberapa menit dan akhirnya membubarkan diri.
Aksi para mahasiswa ini dijaga superketan oleh anggota polres dengan melibatkan anggota dari polsek terdekat, seperti Polsek Tikung, Deket, Sukodadi, Pucuk dan Lamongan Kota. Selama aksi berlangsung tidak ada insiden menonjol yang membuat repot polisi
Baca selengkapnya di Harian Surya edisi besok.
LIKE Facebook Page www.facebook.com/SURYAonline
FOLLOW www.twitter.com/portalSURYA
Baca Juga
Tolak BBM Naik Seminggu Demo 2 Kali
Penulis: Hanif Manshuri
Editor: Satwika Rumeksa

Sabtu, 01 November 2014

PMII kembali ke Kendali NU pada 2015

Jakarta, NU Online
Sidang Komisi Organisasi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2014, Sabtu (1/11) malam, akhirnya memberikan tenggang waktu sampai pelaksanaan Muktamar NU 2015 kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk kembali ke pangkuan NU.

“Disepakati bahwa PBNU memberikan tenggang waktu kepada PMII sampai menjelang Muktamar NU 2015 nanti. Jika belum ada kehendak kembali ke NU maka akan dibahas kemungkinan untuk membentuk organisasi kemahasiswaan NU yang baru,” kata Ketua PBNU Imam Aziz yang memimpin sidang komisi orgainsasi di ruang pertemuan lantai 5 kantor PBNU, Jakarta.

Menurutnya, NU merasa perlu untuk mengkonsolidasikan kader NU yang ada di berbagai perguruan tinggi. Apalagi saat ini perguruan-perguruan tinggi baru di bawah naungan NU juga semakin banyak. Sementara saat ini posisi PMII sebagai organisai mahasiswa NU dianggap tidak jelas.

“Sekarang ini ada keterputusan jenjang kaderisasi. Masa IPNU sebagai organisasi pelajar ada di perguruan tinggi! Biar IPNU fokus ke pelajar dan tidak ada perdebatan soal batas usia,” katanya.

Munas-Konbes NU belum sampai membahas nama untuk organisasi kemahasiswaan yang baru. Sempat muncul nama IMANU atau ikatan mahasiswa NU. Selain itu juga telah ada organisasi mahasiswa lain yang menamakan diri sebagai bagian dari NU, seperti keluarga mahasiswa NU atau KMNU. “Kita perlu wadah yang jelas,” pungka Imam Aziz.

Seperti diketahui, PMII didirikan pada 1960 yang merupakan kelanjutan jenjang kaderisasi NU dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Pada 1972 dalam suasana tekanan politik Orde Baru PMII menyatakan independen dari NU. Lalu pada 1991 PMII mengumumkan “interdependensi” yang berarti “mempunyai persamaan-persamaan dalam persepsi keagamaan dan perjuangannya, visi sosial dan kemasyarakatan,dan mempunyai ikatan historis dengan NU”, namun tetap tidak mau menjadi organisasi kemahasiswaan atau badan otonom NU. (A. Khoirul Anam)

Kamis, 30 Oktober 2014

Diskusi Hari Sumpah Pemuda

Pemuda; Perumus NKRI
*oleh: Kangzii
(Sekretaris II PC PMII Surabaya, Direktur Eksekutif Jayabaya Politica)




Hidup Pemuda-Pemudi Indonesia…!!!
Hidup Pemuda-Pemudi Indonesia…!!!
Hidup Pemuda-Pemudi Indonesia…!!!

                Teriakan lantang yang akan kita dengar dari corong suara megaphone pemuda-pemudi  saat tanggal 28 Oktober di depan gedung megah yang di bangun oleh uang  pajak rakyat, teriakan yang memaksa otot terlihat, di bakar teriak panas matahari, berlumur debu jalanan. Apa makna yang mereka teriakkan ? sebesar apa ketulusan teriakan mereka, sebungkus nasi ataukah hanya sekedar untuk sejepret foto ?
                Pemuda selalu identik dengan semangat yang menggebu-gebu, energik, tantangan baru, Konsumen tetap hal-hal baru. Pemuda juga tidak pernah jauh dengan tindakan negative, pergaulan bebas, free sex dan drugs adalah hal-hal yang melekat pada pemuda bangsa hari ini. Pemuda hari ini adalah pemuda yang senang menerima hasil dari pada member hasil, siat konsumtif tidak di antisipasi dengan kekuatan pemberdayaan pemuda yang original, kemabli kalau kita simak ayat sumpah pemuda Indonesia:

Sumpah pemuda-Pemudi Indonesia

Kami pemuda-pemudi Indonesia mengaku
Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

Kami pemuda-pemudi Indonesia mengaku
Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Kami pemuda-pemudi Indonesia
Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

                Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang

kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat


dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17Tahun.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
  • Ketua                     : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
  • Wakil Ketua         : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris              : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
  • Bendahara            : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I           : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II          : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III        : Senduk (Jong Celebes)
  • Pembantu IV        : Johanes Leimena (yong Ambon)
  • Pembantu V          : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
kita coba ingat kembali sejarah awal mula gerakan mahasiswa yang ada di indonesia. 1925 persatuan mahasiswa yang di pelopori Moh Hatta dkk. yang menempuh pendidikan di belanda merasa sudah waktunya berdaulat, dan kedaulatan tersebut adalah rakyat yang terjajah oleh para pejajah yang buas.
1928, adalah manifiesto pertama yang di sepakati oleh para intelektual muda bangsa, Muhammad Yamin dkk, secara tegas dan gigih menformulasikan sebuah Sumpah Pemuda yang perjalanan nya sangat alot, Indonesia Raya pun berkumandang untuk pertama kalinya dalam forum kongres pemuda ke-II tersebut.
Apa tanggung jawab pemuda hari ini, reformulasi pendidikan, budaya, ekonomi, politik dll. Adalah hal yang harus di sentuh secara serius oleh anak muda, benturan modernism dan feodalisme serta neoliberalisme semakin rapi membunuh perlahan dengan budaya baru yang di terima secara tangan sangat terbuka oleh kalangan anak muda. Semakin kita diam semakin tergerus harga diri anak muda bangsa hari ini..