BAB I
EMBRIONAL KELAHIRAN PMII (1955-1963)
A. Cikal Bakal
Kelahiran PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman.
Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan
adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang
berideologi Ahlusssunnah Wal Jama'ah. Dibawah ini adalah beberapa hal penyebab
berdirinya PMII:
1. Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun
waktu 1950-1959.
2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan
yang ada.
3. Pisahnya NU dari Masyumi.
4. Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI
karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi)
yang notabene HMI adalah underbouw-nya.
6. Berusaha melestariakan islam ahlussunah waljama’ah
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan
kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU
untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan
pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga
ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi
mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama'ah.
Sebelum adanya PMII para mahasiswa
yang notabeni berkultur nahdlatul ulama telah ada kelompok-kelompok organisasi.
Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul
Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa'il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta
berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal
Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui
bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja
berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU
punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi
mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari
1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing
bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada
muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen
Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma'il Makki (Yogyakarta). Namun
dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi
ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang
menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam
melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
B. Situasi dan
Kondisi Politik Sekitar Kelahiran PMII
Ada beberapa situasi dan kondisia
yang melatar belakangi proses kelahiran PMII saaat itu, antara lain situasi
politik Negara republic indonesai posisi umat islam di Indonesia dan keadaan
organisasi mahasiswa saat itu. Dengan keadaan oraganisasi mahasiswa saat itu
adalah suatu wadah aktifitas para mahasiswa diluar kampus. Dengan wadah seperti
itu aktifitas mahasiswa banyak memberikan andil besar terhadap pasang surutnya
sejarah bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Andil tersebut digerakan
oleh idialisme yang berorientasi pada situasi yang selalu menghendaki adanya perubahan
kearah perbaikan bangsa, sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan
Indonesia, pancasila dan UUD 1945.
Generasi muda khususnya para
mahasiswa merupakan kelompok terpelajar yang mendapat perhatian kusus dari
npemerintah, lantaran menyangkut masa depan kehidupan bangsa. Situasi dunia
kemahaisswaaan saat itu banyak terkait dengan kondisi politik nasional. Sebab
sejarah kemahasiswaan di Indonesia pun parallel dengan apa yang terjadi pada
dasa warsa 1950 an, banyak berkaitan dengan persoalan-persoalan politik, sebab
mahasiswa saat itu lebih cendrung merupakan alat partai politik. Demikian juga
misalnya ketika pelaksanaan pemilu tahun 1955, organisasi mahasiswa islam yang
pada saat itu diwakili HMI pada saat itu menyerukan kepada masyarakat supaya
memilih partai-partai islam, dan kusus kepada warganya supaya memilih salah
satu partai yang disenangi.
Keterlibatan mahasiswa dalam politik
praktis di imbangi pula dengan aktifitas-aktifitas di bidang kepemudaan baik
dalam sekala nasional mauoun internasional. FPII (Fron Pemuda Islam Indonesia)
yang telah menghantarkan peran serta para pemuda islam Indonesia. Demikian juga
dengan kehadiran GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) Sementara PPMI
(Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Islam) dan MMI (Majlis Mahsiswa Indonesia)
yaitu wadah federatif organisasi ekstra dan intra universitas telah memberi
warna tersendiri dalam dunia kemahasiswaan.
C. Proses
kelahiran PMII
Oleh karena itu gagasan legalisasi
organisasi mahasiswa NU senantiasa muncul dan mencapai puncaknya pada
konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960.
Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan
organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan
pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan
penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh
mahasiswa NU. Mereka adalah:
- A. Khalid Mawardi (Jakarta)
- M. Said Budairy (Jakarta)
- M. Sobich Ubaid (Jakarta)
- Makmun Syukri (Bandung)
- Hilman (Bandung)
- Ismail Makki (Yogyakarta)
- Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
- Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
- Laily Mansyur (Surakarta)
- Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
- Hizbulloh Huda (Surabaya)
- M. Kholid Narbuko (Malang)
- Ahmad Hussein (Makassar)
Pada tanggal 19 Maret 1960 mereka
berangkat ke Jakarta menghadap ketua umum partai NU yaitu KH. Idham Cholid
untuk meminta nasehat sebagai pegangan pokok dalam musyawarah yang akan
dilkasanakan. Dan pada tanggal 24 maret 1960 mereka diterima oleh ketua partai
NU, dalam pertemuan tersebut selain memberikan nasehat, beliau juga menekankan
hendaknya organisasi yang akan dibentuk itu benar-benar dapat dihandalkan
sebagai kader NU. Dan menjadi mahasiswa yang berperinsip ilmu untuk diamalkan
bagi kepenting rakyat. Setelah beliau menyatakan “Merestui Musywarah Mahasiswa
Nahdiyin Yang akan Dilaksanakan Disurabaya”
Lalu ke 13 tokoh tersebut
melaksanakan musyawarah mahasiswa nahdiyin yang diselenggarakan di gedung
madrasah mualimin NU wonokromo Surabaya pada tanggal 14-16 April 1960. kelahiran
PMII ini diplokamirkan di balai pemuda Surabaya maka pada saat itu atas
kesepakatan bersama bahwa PMII lahir pada tanggal 17 April 1960 bertepatan 21
syawal 1379 H. Maka setiap tanggal tersebut. diperingati “Hari Lahir Pergerakan Mahasisiwa Islam Indonesia” (Harlah PMII).
D. Reaksi Terhadap
Kelahiran PMII
Kendatipun kelahiran PMII murni atas
inisiatif mahasiswa-mahsiswa nahdiyin, ternyata dikemudain masih saja
menimbulkan masalah, setidak-tidaknya bagi organisasi mahasiswa yang sudah ada,
seperti HMI sempat mengalami kegoncanagan internal, sebab para anggota HMI yang
berasal dari mahasiswa nahdiyin akan keluar dari HMI, kemudain bergabung dengan
PMII. Masalahnya dalah HMI menganggap organisasinya itu sudah menampung faham
keagamaan, kemudain muncul PMII, maka tidak heran kalau HMI mengnganggap
kelahiran PMII sebagai sparatis.
Reaksi itu kemudain semakin keras
pada acara resepsi kongres PMII II di yogyakarta Tahun 1963, dalam resepsi
tersebut ditampilkan hiburan grup musik dengan para penyanyi perempuan.
Peristiwa itu telah membuat tidak senang para kiyai dan hadirin yang
berpandangan tradisionalis. Akibatnya PMII mendapat teguran dari PBNU. Akan
tetapi berkat ketulusan dan argumnentasi yang baik dari PMII, ahirnya bisa
meyakinkan semua pihak, terutama para kiyai.
Kurang lebih satu tahun sejak PMII
sampai kongres I di tawamangu jawa tengah PMII masih mempunyai 13 cabang yaitu:
1.
* Cabang Yogyakarta
2.
Cabang Surakarta
3.
Cabang Semarang
4.
Cabang Bandung
5.
Cabang Jakarta
6.
Cabang Ciputat
7.
Cabang Malang
8.
Cabang Makasar/Ujung Pandang
9.
Cabang Surabaya
10.
Cabang Banjarmasin
11.
Cabang Padang
12.
Cabang Banda Aceh
13.
Cabang Ceribon
Pada kongres II di jogjakarta
tanggal 25-29 Desember 1963 yang dihadiri 31 cabang PMII, 18 cabang diantaranya
merupakan cabang baru diantaranya:
- Cabang Manado
- Cabang Tulungagng
- Cabang Serang
- Cabang Jambi
- Cabang Ambon
- Cabang Jember
- Cabang Purwokerto
- Cabang Palembang
- Cabang Medan
- Cabang Martapura
- Cabang Sibolga
- Cabang Kudus
- Cabang Bogor
- Cabang Pematang Siantar
- Cabang Curup (Bnegkulu)
- Cabang Tasikmalaya
- Cabang Kediri
- Cabang Amuntai
0 komentar:
Posting Komentar