Pages

Senin, 02 September 2013

KRONOLOGI LAHIRNYA PMII BAB I

BAB I
EMBRIONAL KELAHIRAN PMII (1955-1963)


A.    Cikal Bakal Kelahiran PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah Wal Jama'ah. Dibawah ini adalah beberapa hal penyebab berdirinya PMII:
1.      Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
2.      Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3.      Pisahnya NU dari Masyumi.
4.      Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
5.      Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang notabene HMI adalah underbouw-nya.
6.      Berusaha melestariakan islam ahlussunah waljama’ah

Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama'ah.
Sebelum adanya PMII para mahasiswa yang notabeni berkultur nahdlatul ulama telah ada kelompok-kelompok organisasi. Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa'il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma'il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.

B.     Situasi dan Kondisi Politik Sekitar Kelahiran PMII

Ada beberapa situasi dan kondisia yang melatar belakangi proses kelahiran PMII saaat itu, antara lain situasi politik Negara republic indonesai posisi umat islam di Indonesia dan keadaan organisasi mahasiswa saat itu. Dengan keadaan oraganisasi mahasiswa saat itu adalah suatu wadah aktifitas para mahasiswa diluar kampus. Dengan wadah seperti itu aktifitas mahasiswa banyak memberikan andil besar terhadap pasang surutnya sejarah bangsa Indonesia, khususnya generasi muda. Andil tersebut digerakan oleh idialisme yang berorientasi pada situasi yang selalu menghendaki adanya perubahan kearah perbaikan bangsa, sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia, pancasila dan UUD 1945.

Generasi muda khususnya para mahasiswa merupakan kelompok terpelajar yang mendapat perhatian kusus dari npemerintah, lantaran menyangkut masa depan kehidupan bangsa. Situasi dunia kemahaisswaaan saat itu banyak terkait dengan kondisi politik nasional. Sebab sejarah kemahasiswaan di Indonesia pun parallel dengan apa yang terjadi pada dasa warsa 1950 an, banyak berkaitan dengan persoalan-persoalan politik, sebab mahasiswa saat itu lebih cendrung merupakan alat partai politik. Demikian juga misalnya ketika pelaksanaan pemilu tahun 1955, organisasi mahasiswa islam yang pada saat itu diwakili HMI pada saat itu menyerukan kepada masyarakat supaya memilih partai-partai islam, dan kusus kepada warganya supaya memilih salah satu partai yang disenangi.

Keterlibatan mahasiswa dalam politik praktis di imbangi pula dengan aktifitas-aktifitas di bidang kepemudaan baik dalam sekala nasional mauoun internasional. FPII (Fron Pemuda Islam Indonesia) yang telah menghantarkan peran serta para pemuda islam Indonesia. Demikian juga dengan kehadiran GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia) Sementara PPMI (Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Islam) dan MMI (Majlis Mahsiswa Indonesia) yaitu wadah federatif organisasi ekstra dan intra universitas telah memberi warna tersendiri dalam dunia kemahasiswaan.

C.    Proses kelahiran PMII
Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantiasa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
  1. A. Khalid Mawardi (Jakarta)
  2. M. Said Budairy (Jakarta)
  3. M. Sobich Ubaid (Jakarta)
  4. Makmun Syukri (Bandung)
  5. Hilman (Bandung)
  6. Ismail Makki (Yogyakarta)
  7. Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
  8. Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
  9. Laily Mansyur (Surakarta)
  10. Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
  11. Hizbulloh Huda (Surabaya)
  12. M. Kholid Narbuko (Malang)
  13. Ahmad Hussein (Makassar)
Pada tanggal 19 Maret 1960 mereka berangkat ke Jakarta menghadap ketua umum partai NU yaitu KH. Idham Cholid untuk meminta nasehat sebagai pegangan pokok dalam musyawarah yang akan dilkasanakan. Dan pada tanggal 24 maret 1960 mereka diterima oleh ketua partai NU, dalam pertemuan tersebut selain memberikan nasehat, beliau juga menekankan hendaknya organisasi yang akan dibentuk itu benar-benar dapat dihandalkan sebagai kader NU. Dan menjadi mahasiswa yang berperinsip ilmu untuk diamalkan bagi kepenting rakyat. Setelah beliau menyatakan “Merestui Musywarah Mahasiswa Nahdiyin Yang akan Dilaksanakan Disurabaya”
Lalu ke 13 tokoh tersebut melaksanakan musyawarah mahasiswa nahdiyin yang diselenggarakan di gedung madrasah mualimin NU wonokromo Surabaya pada tanggal 14-16 April 1960. kelahiran PMII ini diplokamirkan di balai pemuda Surabaya maka pada saat itu atas kesepakatan bersama bahwa PMII lahir pada tanggal 17 April 1960 bertepatan 21 syawal 1379 H. Maka setiap tanggal tersebut. diperingati “Hari Lahir Pergerakan Mahasisiwa Islam Indonesia” (Harlah PMII).
D.    Reaksi Terhadap Kelahiran PMII

Kendatipun kelahiran PMII murni atas inisiatif mahasiswa-mahsiswa nahdiyin, ternyata dikemudain masih saja menimbulkan masalah, setidak-tidaknya bagi organisasi mahasiswa yang sudah ada, seperti HMI sempat mengalami kegoncanagan internal, sebab para anggota HMI yang berasal dari mahasiswa nahdiyin akan keluar dari HMI, kemudain bergabung dengan PMII. Masalahnya dalah HMI menganggap organisasinya itu sudah menampung faham keagamaan, kemudain muncul PMII, maka tidak heran kalau HMI mengnganggap kelahiran PMII sebagai sparatis.

Reaksi itu kemudain semakin keras pada acara resepsi kongres PMII II di yogyakarta Tahun 1963, dalam resepsi tersebut ditampilkan hiburan grup musik dengan para penyanyi perempuan. Peristiwa itu telah membuat tidak senang para kiyai dan hadirin yang berpandangan tradisionalis. Akibatnya PMII mendapat teguran dari PBNU. Akan tetapi berkat ketulusan dan argumnentasi yang baik dari PMII, ahirnya bisa meyakinkan semua pihak, terutama para kiyai.

Kurang lebih satu tahun sejak PMII sampai kongres I di tawamangu jawa tengah PMII masih mempunyai 13 cabang yaitu:

1.            * Cabang Yogyakarta
2.            Cabang Surakarta
3.            Cabang Semarang
4.            Cabang Bandung
5.            Cabang Jakarta
6.            Cabang Ciputat
7.            Cabang Malang
8.            Cabang Makasar/Ujung Pandang
9.            Cabang Surabaya
10.        Cabang Banjarmasin
11.        Cabang Padang
12.        Cabang Banda Aceh
13.        Cabang Ceribon

Pada kongres II di jogjakarta tanggal 25-29 Desember 1963 yang dihadiri 31 cabang PMII, 18 cabang diantaranya merupakan cabang baru diantaranya:
  1. Cabang Manado
  2. Cabang Tulungagng
  3. Cabang Serang
  4. Cabang Jambi
  5. Cabang Ambon
  6. Cabang Jember
  7. Cabang Purwokerto
  8. Cabang Palembang
  9. Cabang Medan
  10. Cabang Martapura
  11. Cabang Sibolga
  12. Cabang Kudus
  13. Cabang Bogor
  14. Cabang Pematang Siantar
  15. Cabang Curup (Bnegkulu)
  16. Cabang Tasikmalaya
  17. Cabang Kediri
  18. Cabang Amuntai

0 komentar:

Posting Komentar