A. MUBES II dan Deklarasi Murnajati
Salah satu momentum sejarah
perjalanan PMII yang membawa pada perubahan secara mendasar pada perjalanan
PMII pada waktu itu diselengarakanya MUBES II pada tanggal 14-16 juli 1972.
selanjutnya adalah dicetusnya “Independensi
PMII” pada tanggal 14 April 1972 di murnajati lawang malang jawa timur.
Yang kemudian kita kenal dengan DEKLARASI
MURNAJATI.
Beberapa factor yang mendorong PMII
untuk independensi:
- Independensi PMII merupakan proses rekayasa social PMII dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
- Mahasiswa sebagi insane akademis harus menentukan sikap, ukurannya adalah obyektif dalam mengemukakan ilmu, cinta kebenaran dan keadilan.
- PMII merasa canggung dalam mengahdapi masalah-masalah nasional karena harus melihat dan memperhatikan kepentingan induknya
- Untuk mengembankan idiolaginya, PMII mencoba memperjuangkan sendiri, sebabb dengan perubahan AD/ART yang tidak lagi dibatasi secara formal oleh madzhab yang empat. Dengan demikian diharapkan PMII dapat berkembang diperguruan tinggi umum, terlebih diperguruan tinggi agama
- sedangkan secara politis, sikap independensi itu konon ada bargaining antara tokoh PMII dengan pemerintah, dan ini terbukti sejumlah tokoh PMII tersebut, seperti sahabat Zamroni, Abduh Padare, Hatta Mustofa, Said Budairy, tercatat sebagai orang yang melahirkan deklarasi pemuda yang kemudian menjadi (KNPI) Komite Nasional Pemuda Indonesia.
Sejak dikumandangkan deklarasi
murnajati itulah PMII menjadi organisasi bebas menentukan kehendak dan
idealismenya, tanpa harus berkonsultasi dengan organisasi lain, termasuk dengan
NU. Akan tetapi keterpisahan secara struktur tidak membatasi ikatan emosional
antara kedua organisasi ini. Antara keduanya masih mempunyai benang merah
pemahaman Ahlussunah Waljama’ah.
B. PMII dan
Kelompok Cipayung
Dalam sejarah perjuangan bangsa,
peran mahasiswa cukup signifikan, bahkan sejarah membuktikan cikal bakal
kebangkitan nasional dimulai dengan tumbuhnya kesadaran mahasiswa untuk turut
memikirkan nasib bangsanya. Pada yahun 1908 sekelompok mahasiswa yang menuntut
ilmu pada sekolah kedokteran bergerak membentuk wadah pergerakan yang kemudian
dikenal dengan nama “Budi Utomo”. wadah inilah yang merupakan cikal bakal dari
kesadaran mahsiswa dan pemuda untuk memikirkan nasib bangsa.
Anak-anak muda islam yang berhimpun
dalam HMI, namun aspirasinya tidak tersalurkan melalui wadah ini sehingga
mereka bergerak untuk membentuk wadah-wadah perjungan yang berlabel mahasiswa.
Antra lain adalah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang berdiri pada
tahun 1954, menyatakan diri sebagai underbow Partai Nasioanl Indonesai (PNI),
tetapi pada tahun 1971 GMNI menyatakan diri untuk independent. Kemudian di
kelompok PKI juga melahirkan Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI).
Dikalangan kelompok Kristen juga lahir organisasi mahasiswa Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia (GMKI), Begitu Juga kelompok katolik ada Perhimpunan
Mahasiswa Katolik Republic Indonesia (PMKRI). kemudian Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) lahir pada 17 april 1960, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) pada tahun 1964. dan masih banyak yang lainnya.
Pada 25 oktober 1965 di Jakarta
mereka membentuk KAMI (Kesataun Aksi Mahasiswa Indonesai). KAMI bangkit dan
menentang kedoliman rezim orde lama dengan TRI-TURA (Tiga Tuntut Rakyat). KAMI
turun ke jalan-jalan berdemonstrasi, Karen ajalan konsultasi sudah tidak
mungkin dilalui. Berkat KAMI inilah orde baru dapat didorong untuk mempercepat
kelahirannya. Tetapi stelah orde baru lahir dengan mapan, justru KAMI
kehilangan vitalitasnya untuk hidup eksis.
Hidup dalam suasana kebersamaan
antar organisasi mahasiswa ahirnya lahir juga setelah melalui proses panjang.
Pada tanggal 20-22 januari 1972 dalam pegunungan yang sejuk kelompok mahasiswa
yang tergabung dalam wadah GMNI, GMKI, HMI, dan PMKRI, menyatukan diri dalam
wadah kebersamaan menuju cita-cita: indonesai yang lebih kita cita-citakan.
Wadah ini ahirnya dikenal dengan nama “KELOMPOK CIPAYUNG”. Dan pencetus
kelompok cipayung Akbar Tanjung (Ketum PB HMI), Kris Siner Key Timu (Ketua
Predisium PP PMKRI) dan Binsar Sianipar (Ketum PP GMKI). Pada awal kelahiran
kelompok ini berhasil mencetuskan pokok-pokok pikiran tentang INDONESIA YAN
GKITA CITA-CITAKAN. Kesepakatan ini di dahului dengan suatu pernyataan “kami generasi muda penerus dan pewaris
bangsa di masa depan, belajar dari sejarah masa lampau bahwasanya dis-orientasi
yang terjadi dalam perjalanan bangsa, selalu akan menghambat kemajuan bangsa,
oleh karenannya, kesatuan perjuangan generasi muda untuk membangun negeri ini
merupakan tuntutan bangsa secara mutlak”.
Bahwa kelompok cipayung ini,
dibentuk oleh empat organisasi ekstra kampus: HMI, GMKI, GMNI dan PMKRI. Salah
satu kesepakatan yang tidak tertulis adalah anggota kelompok cipayung ini bukan
organisasi mahasiswa underbow partai/golongan.
Dan pada waktu itu PMII masih
merupakan underbow partai NU. Namun setelah PMII independen maka pada tahun
1974 PMII masuk dalam kelompok cipayung yang pada waktu itu abduh paddare
sabagai ketum PB PMII. Dan dua tahun kemudain PB PMII dipercaya menyelenggarakn
pertemuan kelompok cipayung ke 3 pada januari 1976. keterlibatan PMII dalam
kelompok cipayung tidak lepas dari upaya terwujudnya citra PMII, yang meliputi:
Citra
Kemahasiswaan, Citra Ke Islaman, Citra Ke
Indonesiaan.
DAFTAR
PUSTAKA
--Fauzan
Alfas, PMII dalam Simpul-simpul Sejarah Perjuangan, Tahun 2006.
--Buku panduan MAPABA PMII Komisariat Jurai Siwo Metro Tahun
2003
--Pedoman acara Rapat Tahunan Komisariat IAIN Metro Tahun
1987
--Buku panduan MAPABA PMII Komisariat IAIN Raden Intan Metro
Tahun 1991
0 komentar:
Posting Komentar